Palembang – PT Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan sosialisasi masalah penertiban Aset PT KERETA API INDONESIA untuk pembangunan dan pengelolaan Terminal angkutan Batu Bara di Area stasiun Kramasan yang terletak di area exs asrama yon zikon 12 dan berdampak di wilayah penertiban aset PT KAI di RT 12 RW 03 Kelurahan Kemang Agung Kecamatan Kertapati, Kota Palembang, Provinsi Sumatra Selatan pada Selasa (1/8/2023). Pembangunan terminal bongkar batubara bertujuan meningkatkan kapasitas logistik batubara untuk mendukung industri logistik pertambangan.
Hadir dalam acara tersebut Ketua LPMK Junaidi Arfan, ketum FOKKER Suheri, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, Ketua Rw 03 dan Ketua Rt 12 beserta seluruh warga Rt 12, Perwakilan dari Pihak PT KAI dihadiri oleh Herul Efendi, Bandi, Refen dari Team Aset Divire 3 Palembang serta Kuasa Hukum dari PT KAI yg di ketuai oleh Budi Dharma SH, Ramadhan Pohan serta Rizky sebagai team kuasa hukum PT KAI
dalam acara tersebut Harun salah satu perwakilan warga RT 12 mempertanyakan bentuk kompensasi dari PT KAI yang akan di berikan dan warga yang lain Supriyono mempertanyakan target pelaksaan pembuatan dermaga.
Pertanyaan tersebut langsung ditanggapi oleh pihak PT KAI bahwa warga akan diberikan biaya kompensasi berupa tali kasih yg diatur oleh keputusan Dewan Direksi PT KAI pergantian bangunan permanen sebesar Rp 500.000/m² dan untuk bangunan semi permanen atau kayu sebesar Rp. 300. 000/M² dengan pola pembayaran langsung di transper ke rekening pemilik bangunan,setelah dana masuk kerekening pemilik bangunan maka di berikan waktu 14 hari untuk melakukan pembongkaran.
Pihak PT KAI juga menyampaikan bahwa untuk menyerap lapangan kerja buat warga sekitar akan di lakukan koordinasi dengan anak Perusahaan PT KAI, “ Kalau masalah tenaga kerja agar bisa menyerap tenaga local 30% pihak kami akan berkoordinasi dengan anak Perusahaan PT KAI,” ujar perwakilan PT KAI.
Sedekar untuk mengingatkan bahwa Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo mengatakan, perseroan berkolaborasi dengan anak perusahaan KAI Logistik serta PT Sentosa Laju Sejahtera. “Pembangunan ditandai dengan groundbreaking yang juga menandai dimulainya komitmen kolaborasi dan sinergi berbagai pihak untuk mendukung program pemerintah dalam penyediaan dan penggunaan sumber daya energi nasional,” ujarnya dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu (15/7/2023).
Menurut Didiek, Teminal Bongkar Batu Bara Kramasan dibangun di atas lahan seluas 19,1 hektare. Dia menyebut, berbagai infrastruktur modern akan dipasang di terminal tersebut, seperti integrated rail method yang didukung dengan infrastruktur train unloading system bottom dump dan open side dump (mekanisme bukaan bawah dan samping).
Secara kapasitas unloading Teminal Bongkar Batu Bara Kramasan sebanyak 60 ribu ton per hari, dengan luas area stockpile maksimal berkapasitas 590 ribu ton. Terminal Bongkar Batu Bara Kramasan juga mampu melayani 20 kereta dengan rangkaian 60 gerbong batu bara setiap harinya.
Didiek menyebut, Terminal Bongkar Batu Bara Kramasan dibangun sebagai sinergi BUMN antara KAI, PT Bukit Asam, dan PT PLN dalam mewujudkan progam 100 ribu megawatt (MG) pada 2025. Di samping itu, terminal juga menjadi bagian dari progam KAI menuju 105 juta ton angkutan batu bara pada 2027.
“Tak hanya berfokus pada bisnis, KAI Group berharap kehadiran Terminal Bongkar Batu Bara Kramasan juga akan memberikan dampak positif seperti terbukanya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat setempat,” ucapnya.
Pembangunan terminal bongkar batu bara ini juga sebagai upaya untuk mengakomodasi permintaan angkutan barang KAI yang terus meningkat. Angkutan barang KAI pada 2020 sebesar 45 juta ton, pada 2021 mencapai 50 juta ton, dan pada 2022 tembus 58 juta ton.
Direktur Utama KAI Logistik, Teuku Lebeuh Nyak Ahmad Malik Syah menambahkan, proyek Terminal Bongkar Batu Bara Kramasan menjadi program strategis perusahaan. Beroperasinya terminal itu akan memperkuat kapasitas dan kapabilitas perusahaan khususnya di bidang logistik pertambangan.
“Terminal Bongkar Batubara Kramasan, ditargetkan dapat beroperasi pada triwulan IV 2024 dengan kapasitas 20 hingga 40 juta ton per tahun. Sementara, pada aspek profitabilitas, Terminal Bongkar Batu Bara Kramasan diproyeksikan akan menyumbang sekitar Rp 80 miliar-Rp 150 miliar per tahun,” ucapnya.